Masalah pemuda
merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi dalam
hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah-masalah pemuda ini
disebakan karena sebagai akibat dari proses pendewasaan seseorang, penyusuan
diri dengan situasi yang baru dan timbulah harapan setiap pemuda karena akan
mempunyai masa depan yang baik daripada orang tuanya. Proses perubahan itu
terjadi secara lambat dan teratur (evolusi)
Sebagian besar
pemuda mengalami pendidikan yang lebih daripada orang tuanya. Orang tua sebagai
peer group yang memberikan bimbingan, pengarahan, karena merupakan norma-norma
masyarakat, sehingga dapat dipergunakan dalam hidupnya. Banyak sekali masalah
yang tidak terpecahkan karena kejadian yang menimpa mereka belum pernah dialami
dan diuangkapkannya.
Dewasa ini umum dikemukakan bahwa secara biologis dan politis serta fisik seorang pemuda sudah dewasa akan tetapi secara ekonomis, psikologis masih kurang dewasa. Contohnya seperti pemuda-pemuda yang sudah menikah, mempunyai keluarga, menikmati hak politiknya sebagai warga Negara tapi dalam segi ekonominya masih tergantung kepada orang tuanya.
Dewasa ini umum dikemukakan bahwa secara biologis dan politis serta fisik seorang pemuda sudah dewasa akan tetapi secara ekonomis, psikologis masih kurang dewasa. Contohnya seperti pemuda-pemuda yang sudah menikah, mempunyai keluarga, menikmati hak politiknya sebagai warga Negara tapi dalam segi ekonominya masih tergantung kepada orang tuanya.
PEMUDA DAN SOSIALISASINYA
A. Pengertian Pemuda
Telah kita
ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu
dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan
kultural daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu
identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber
insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat
diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Ada beberapa
kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara
lain:
a. Kemurnian
idealismenya
b. Keberanian
dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
c. Semangat
pengabdiannya
d. Sepontanitas
dan dinamikanya
e. Inovasi
dan kreativitasnya
f. Keinginan
untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan
janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
h.
Masih
langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan
tindakanya dengan kenyataan yang ada.
B. Sosialisasi Pemuda
Sosialisasi
adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian
diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang
perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media
Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.
a) Proses sosialisasi
Istilah
sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses yang membuat manusia menjadi
selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain. Proses sosialisasilah yang
membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku
ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses tersebut,
seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi.
Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi.
b) Media Sosialisasi
• Orang
tua dan keluarga
• Sekolah
• Masyarakat
• Teman
bermain
• Media
Massa.
c) Tujuan Pokok Sosialisasi
• Individu
harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan
kelak di masyarakat.
• Individu
harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian
fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang
tepat.
• Bertingkah
laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada
lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
C. Internalisasi
Adalah proses
norma-norma yang mencakup norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai
institusional saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah
daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.
a. Pendekatan klasik tentang pemuda
Melihat bahwa
muda merupakan masa perkembangan yang enak dan menarik. Kepemudaan merupakan
suatu fase dalam pertumbuhan biologis seseorang yang bersifat seketika dan
suatu waktu akan hilang dengan sendirinya, maka keanehan-keanehan yang menjadi
ciri khas masa muda akan hilang sejalan dengan berubahnya usia.
Menurut
pendekatan yang klasik ini, pemuda dianggap sebagai suatu kelompok yang
mempunyai aspirasi sendiri yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat.
Selanjutnya munculah persoalan-persoalan frustasi dan kecemasan pemuda karena
keinginan-keinginan mereka tidak sejalan dengan kenyataan. Dan timbulah konflik
dalam berbagai bentuk proses. Di sinilah pemuda bergejolak untuk mencari
identitas mereka.
b. Dalam hal ini hakikat kepemudaan ditinjau dari
dua asumsi pokok.
Penghayatan
mengenai proses perkembangan manusia bukan sebagai suatu koninum yang sambung
menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah dan setiap pragmen mempunyai
arti sendiri-sendiri.
Asumsi wawasan
kehidupan adalah posisi pemuda dalam arah kehidupan sendiri. Perbedaan antar
kelompok-kelompok yang ada, antar generasi tua dan pemuda, misalnya hanya
terletak pada derajat ruang lingkup tanggung jawabnya.
Generasi tua
sebagai angkatan-angkatan yang lalu (passing generation) yang berkewajiban
membimbing generasi muda sebagai generasi penerus. Dan generasi pemuda yang
penuh dinamika hidup berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang mulai
melemah, disamping memetik buah-buah pengalamannya, yang telah terkumpul oleh
pengalamannya.
Pihak generasi
tua tidak bisa menuntut bahwa merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan
dunia. Dana melihat generasi muda sebagai perusak tatanan sosial yang sudah
mapan, sebaliknya generasi muda juga tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban
untuk memelihara dunia. Dengan demikian maka adanya penilaian yang baku (fixed
standard) yang melihat generasi tua adalah sebagai ahli waris. Dari segala
ukuran dan nilai dalam masyarakat, karena itu para pemuda menghakimi karena
cenderung menyeleweng dari ukuran dan nilai tersebut karena tidak bisa
diterima. Bertolak dari suatu kenyataan, bahwa bukan saja pemuda tapi generasi
tua pun harus sensitif terhadap dinamika lingkungan dengan ukuran standard yang
baik.
Dengan pendapat di atas jelas kiranya bahwa pendekatan ekosferis mengenai pemuda, bahwa segala jenis ”kelainan” yang hingga kini seolah-olah menjadi hak paten pemuda akan lebih dimengerti sebagai suatu keresahan dari masyarakat sendiri sebagai keseluruhan. Secara spesifiknya lagi, gejolak hidup pemuda dewasa ini adalah respon terhadap lingkungan yang kini berubah dengan cepat.
Dengan pendapat di atas jelas kiranya bahwa pendekatan ekosferis mengenai pemuda, bahwa segala jenis ”kelainan” yang hingga kini seolah-olah menjadi hak paten pemuda akan lebih dimengerti sebagai suatu keresahan dari masyarakat sendiri sebagai keseluruhan. Secara spesifiknya lagi, gejolak hidup pemuda dewasa ini adalah respon terhadap lingkungan yang kini berubah dengan cepat.
D. Pemuda Dan Identitas
Telah kita
ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu
dikaitkan dengan masalah dan merupakan beban modal bagi para pemuda. Tetapi di
lain pihak pemuda juga menghadapi pesoalan seperti kenakalan remaja,
ketidakpatuhan kepada orang tua, frustasi, kecanduan narkotika, masa depan
suram. Semuanya itu akibat adanya jurang antara keinginan dalam harapan dengan
kenyataan yang mereka hadapi.
Kaum muda dalam
setiap masyarakat dianggap sedang mengalami apa yang dinamakan ”moratorium”.
Moratorium adalah masa persiapan yang diadakan masyarakat untuk memungkinkan
pemuda-pemuda dalam waktu tertentu mengalami perubahan.
Menurut pola
dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda bahwa generasi muda dapat
dilihat dari berbagai aspek sosial, yakni:
1. Sosial
psikologi
2. sosial budaya
3. sosial
ekonomi
4. sosial
politik
Masalah-masalah
yang menyangkut generasi muda dewasa ini adalah:
a. Dirasakan
menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi
muda
b. Kekurangpastian
yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
c. Belum
seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
d. Kurangnya
lapangan dan kesempatan kerja.
e. Kurangnya
gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan
f. Masih
banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
g. Adanya
generasi muda yang menderita fisik dan mental
h. Pergaulan
bebas
i. Meningkatnya
kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
j. Belum
adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
Peran pemuda
dalam masyarakat
a. Peranan
pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
b. Peranan
pemuda yang menolak unsur menyesuaikan diri dengan lingkungannya
c. Asas
edukatif
d. Asas
persatuan dan kesatuan bangsa
e. Asas
swakarsa
f. Asas
keselarasan dan terpadu
g. Asas
pendayagunaan dan fungsionaliasi
Arah Pembinaan
Dan Pengembangan Generasi Muda
Arah pembinaan
dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki
keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
a. Orientasi
ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
b. Orientasi
dalam dirinya sendiri
c. Orientasi
ke luar hidup di lingkungan
Peranan
mahasiswa dalam masyarakat
a. Agen
of change
b. Agen
of development
c. Agen
of modernization
KESIMPULAN
Pemuda merupakan
satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan
sumber insani bagi pembangunan Negara bangsa dan agama. Selain itu
pemuda/mahasiswa mempunyai peran sebagai pendekar intelektual dan sebagai
pendekar social yaitu bahwa para pemuda selain mempunyai ide-ide atau gagasan
yang perlu dikembangkan selain itu juga berperan sebagai perubah Negara dan
bangsa ini. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh generasi selanjutnya maka dari itu
para pemuda harus memnpunyai ilmu yang tinggi dengan cara sekolah atau dengan
yang lainnya, dengan begitu bangsa ini akan maju aman dan sentosa.
1. Jika
dibandingkan dengan generasi sebelum dan generasi berikutnya, setiap generasi
memiliki cirri-ciri khas corak atau watak pergerakan / perjuangan. Sehubungan
dengan itu, sejak kebangkitan Nasional, di Indonesia pernah tumbuh dan
berkembang tiga generasi yaitu generasi 20-an generasi 45 dan generasi 66,
dengan masing-masing ciri khasnya.
2. Ada
dua regenerasi, yaitu
a. Regenerasi
yang berlangsung alamiah. Artinya generasi berjalan lumrah seperti yang terjadi
pada kelompok dunia tumbuhan atau hewan. Proses regenerasi ini berjalan sebagai
biasa-biasa saja, berlangsung secara alami, tidak di ekspos atau
dipublikasikan.
b. Regenerasi
berencana, artinya proses regenerasi ini sungguh-sungguh direncanakan,
dipersiapkan. Pada masyarakat, suku-suku primitip, proses regenerasi dibakukan
dalam lembaga dapat yang disebut inisiasi. Oleh karena itu system regenerasi
seperti ini lebih tepat disebut regenerasi Kaderisasi. Pada hakikatnya system
regenerasi-kaderisasi adalah proses tempat para kader pimpinan para suku atau
bangsa digembleng serta dipersiapkan sebagai pimpinan suku atau bangsa pada
generasi berikutnya. Menggantikan generasi tua. Regenerasi-kaderisasi suatu
suku atau bangsa diperlukan untuk dipertahankan kelangsungan eksistensinya
serta kesinambungan suatu generasi atau bangsa, disamping dihadapkan
terjaminnya kelestarian nilai-nilai budaya nenek moyang.
3. Demi
kesinambungan generasi dan kepemimpinan bangsa Indonesia telah memiliki KNPI
dan AMPI sebagai wadah forum komunikasi dan tempat penggembleng. Menempa dan
mencetak kader-kader dan pimpinan bangsa yang tangguh dan merakyat.
4. Generasi
muda Indonesia mulai turut dalam peraturan aksi-aksi Tritura, Supersemar,
5. Bidang
pendidikan yang dapat menopang pembangunan dengan melahirkan tenaga-tenaga
terampil dalam bidangnya masing-masing dapat digolongkan dalam tiga bidang
yaitu pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal.
SUMBER
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd/bab4-pemuda_dan_sosialisasi.pdf
http://www.anakciremai.com/2009/10/makalah-sosiologi-tentang-pemuda-dan.html
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.